SinarNTB.Com - Gelombang gerakan para aktivis mahasiswa dan pemuda datang dari berbagai daerah menuntut agar Presiden Jokowi menurunkan harga BBM, seakan presiden menutup mata dan telinga.
Intelektual Muda Nusa Tenggara Barat, Indra Darmawansyah menyebutkan, Presiden Jokowi menutup mata dan telinga dari gerakan mahasiswa dan pemuda. Tidak pernah merasakan penderitaan rakyat Indonesia.
"Presiden seperti ini merupakan presiden yang bermental dzolim. Mengambil kebijakan tanpa melihat kondisi rakyat," bebernya kepada Jurnalis SinarNTB.Com, Senin (12/9/2022).
Indra menegaskan, gerakan mahasiswa dan pemuda seakan tidak ada artinya. Dipandang sebelah mata, karena sampai hari ini belum ada keputusan agar BBM diturunkan.
"Kedzoliman seperti ini harus segera dihentikan. Tidak boleh dibiarkan menjalar dan berkembang. Mahasiswa dan pemuda harus terus bersatu dan konsisten dalam membangun gerakan," terangnya.
Kata dia, gerakan pemuda dan mahasiswa tidak boleh berhenti, harus terus digalakkan sampai ada keputusan akhir presiden menurunkan harga BBM.
"Karena itu, mahasiswa dan pemuda harus terus bersatu dan melakukan gerakan yang terorganisir. Mulai dari daerah hingga pusat," ujar Indra.
Ia menegaskan, mahasiswa dan pemuda tidak boleh terpecah, apalagi terpengaruh dengan isu-isu liar yang berkembang, ada yang menungganggi dan lain sebagainya.
"Benar gerakan mahasiswa ada yang menunggangi, ialah kepentingan rakyat. Karena itu, Presiden harus membuka mata dan hatinya agar memahami kondisi rakyatnya," jelas Indra.
Ia menjelaskan, mulai hari senin besok dan satu minggu terakhir ini, semua mahasiswa dan pemuda akan terus serta tetap ada di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat masing-masing untuk menyuarakan kesengsaraan rakyat.
"Semua sudah merasakan efek dari kenaikan BBM ini, mulai dari ibu rumah tangga, tukang ojek, para petani, nelayan, guru-guru honorer dan semuanya menjerit atas kenaikan harga BBM. Semoga mata dan hati Presiden tidak buta dengan jeritan rakyat hari ini," tutup Indra.
Penulis : Ahmad Al-faruq