Penulis : M Dindien Ridhotulloh
SinarNTB.Com - Nama Muhammad banyak melekat pada nama laki-laki Muslim. Namun ternyata, nama ini juga populer di negara-negara yang warganya mayoritas bukan Muslim. Seperti di Inggris, nama Muhammad menjadi nama anak laki-laki paling populer sepanjang 2022. Kalangan Muslim percaya memberikan anak dengan nama Muhammad memiliki keutamaan.
Baby Centre telah merilis daftar nama yang banyak dipilih orang tua di Inggris sepanjang 2022. Menariknya, nama paling populer di negara kerajaan itu adalah Muhammad. Mengalahkan nama-nama populer lainnya seperti Noah, Jack, Theo, Leo, Oliver, George, ataupun Ethan.
Sementara daftar teratas untuk nama anak perempuan adalah Lily yang mungkin terinspirasi oleh putri Pangeran Harry dan Meghan Markle, Lillibet. Ada pula nama populer lain untuk perempuan seperti Sophia, Olivia, Amelia, Ava, Isla, Freya, Aria, atau Ivy.
Di kalangan kaum Muslim, banyak nama seseorang yang diawali dengan nama Muhammad. Dalam Islam, memberi nama yang baik pada anak termasuk perkara yang sangat dianjurkan. Di antara nama-nama yang baik untuk dijadikan nama anak adalah nama-nama para nabi dan rasul, terutama nama Nabi Muhammad.
Pendakwah kharismatik yang juga pimpinan Quantum Akhyar Institut, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkapkan, terkait nama di dalam Bahasa Arab yang ada dalam diksi Alquran disebut dengan ‘ismun’ yang juga seakar dengan kata ‘wasmun’ juga ‘summun’.
“Wasmun atau wasamun berarti sesuatu yang ditandai, summun sesuatu yang tinggi, ditinggikan, dari sini juga terlahir kata ‘sama sesuatu yang tinggi,” ungkap UAH di video YouTube-nya.
UAH melanjutkan, nama disebut dengan ‘ismun’, selain memberikan kesan untuk menandakan satu makhluk ataupun objek, juga untuk dibedakan dengan objek atau makhluk yang lainnya.
“Juga memberikan pesan kepada kita, dengan nama itu seseorang bisa ditinggikan, dengan nama itu seseorang diangkat dalam posisi yang terhormat, bukan sekadar untuk dibedakan satu dengan yang lainnya, tapi bagaimana seseorang memiliki satu keadaan yang terhormat di antara sekian banyak manusia yang berkehidupan secara sosial khususnya,” jelas UAH.
Karena itulah, lanjut UAH, Islam kemudian memberikan petunjuk-petunjuk melalui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, agar setiap umat Islam khususnya, atau bahkan manusia pada umumnya, untuk bisa menyematkan nama-nama terbaik bagi anak-anak keturunannya.
“Atau siapapun yang hadir di sekitarnya, bahkan untuk sekadar memanggil dengan gelar-gelar tertentu diharapkan diusahakan agar memberikan nama gelar yang layak baik dan terhormat sehingga dapat menjaga kemuliaan sosok yang dimaksudkan dalam konteks berkehidupan,” kata UAH.
Penulis kitab At-Taisir ini menuturkan, banyak sekali ayat Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang memberikan kepada kita tentang contoh-contoh nama-nama baik, dan terhormat sifatnya, baik itu di generasi Nabi Muhammad atau bahkan generasi generasi terdahulu.
“Yang sifatnya menginspirasi, bahkan dengan itu pula ada anjuran agar kita bisa menghadirkan harapan-harapan dengan menyematkan nama-nama orang baik, atau bahkan nabi dan rasul di masa lalu, dengan harapan karakter-karakter keteladanan kemuliaan sifat-sifat baik dapat juga diteladani, dan diterapkan dalam kehidupan kini,” papar pendakwah kelahiran Pendeglang, Banten, 38 tahun yang lalu itu.
UAH mengatakan di antara sekian puncak nama-nama baik yang menghimpun semua sifat-sifat kemuliaan, maka semua itu tercakup pada nama manusia agung, seorang rasul penutup yang dinantikan oleh setiap rasul di setiap zaman, bahkan mereka dapat bertugas sebagai nabi ketika berkomitmen untuk membantu menguatkan, dan juga menyampaikan risalah agung nabi yang terakhir ini.
“Dialah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sosok mulia ini menjadikan semua nama yang dilekatkan pada beliau sepenuhnya adalah nama-nama sifat mulia, bukan sekadar nama dzat,” imbuhnya.
Menariknya kata UAH, semua nama yang melekat pada sosok termulia ini, yaitu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, semuanya adalah nama-nama sifat yang mulia.
“Muhammad memberikan kesan kesempurnaan sifat hubungan baik, akhlak mulia secara sosial, hablum minannas disebutkan empat kali dalam Alquran yang memberikan kesan kesempurnaan sifat atau karakter sosial,” terang UAH.
Sedangkan sifat hablum minallah di puncak penghambaan-Nya kepada Allah puncak ketaatannya disebut dengan Ahmad sekali disebutkan dalam Alquran. “Di Quran surah As-Saff surah ke-61 di ayat yang ke-6,” kata UAH.
Nama yang Agung
Sementara itu mengutip NUOnline, nama Muhammad atau Ahmad adalah nama yang sakral. Berkandungan sejarah dan cahaya. Nama yang terucap tidak sembarangan; nama yang dicita-citakan semesta; nama yang dinantikan jagat raya; nama yang menebar cahaya dan pahala; nama yang menandai masa; nama yang mendamaikan raga dan jiwa; nama yang terlalu banyak kebaikan meliputinya, hingga bahasa tak mungkin merangkai semuanya.
Nama Muhammad bukan nama pemberian manusia, tapi nama yang disampaikan Allah kepada kakek dan bundanya. Dalam satu riwayat diceritakan bahwa ibu Rasulullah, Sayyidah Aminah, bercerita pernah didatangi malaikat ketika mengandung, dan malaikat itu berkata kepadanya: “Sesungguhnya kau sedang mengandung pemimpin umat ini. Maka, ketika ia terlahir ke dunia, ucapkanlah ‘aku memohon perlindungan untuknya kepada Tuhan yang Maha Esa, dari kejahatan setiap orang yang hasud, dan namai ia Muhammad’.” (Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, Beirut: Darul Kutub al-A’rabiy, 1990, juz 1, hlm 180).
Begitu pula kakeknya, Abdul Muttalib, ia mendapatkan inspirasi nama Muhammad dari mimpi. Dalam kitab al-Raudl al-Unuf, Imam al-Muhaddits Abu al-Qasim al-Suhaili (w. 581 H) mengatakan, Abdul Muttalib melihat dalam mimpinya rantai dari emas keluar dari punggungnya. Ujungnya menyebar ke langit, bumi, timur dan barat. Lalu rangkaian rantai itu menjadi pohon yang setiap daunnya mengeluarkan cahaya, dan penduduk bumi di Barat dan Timur semuanya bergantung kepadanya.
Imam al-Suhaili menulis: “Maka ditafsirkan mimpi itu dengan dilahirkannya seorang (anak) dari tulang punggungnya yang akan diikuti oleh manusia dari Timur dan Barat. Penduduk langit dan bumi akan memujinya. Karena itu, Abdul Muttalib menamainya Muhammad.” (Imam al-Muhaddits Abu al-Qasim al-Suhaili, al-Radul al-Unuf wa ma’ahu al-Sîrah al-Nabawiyyah li Ibni Hisyâm, Beirut: Dar al-Hadits, 2008, juz 1, hlm 309-310).
Dua riwayat di atas menunjukkan bahwa nama Muhammad diberikan langsung oleh Allah melalui malaikat dan isyarat lewat mimpi. Bahkan menurut beberapa riwayat, Nabi Adam AS melihat nama Muhammad tercatat di ‘Arsy, lalu Allah berfirman kepadanya (HR. Imam al-Hakim): “law lâ Muhammad mâ khalaqtuka” (Andai tidak [karena] Muhammad, Aku tidak akan menciptakanmu).
Nabi Muhammad SAW merupakan panutan seluruh umat Islam di dunia. Ajaran dan teladan yang dicontohkannya akan menjadi panduan hingga nanti di akhir zaman. Maka tidak heran, banyak Muslimin yang memberikan nama pada anaknya dengan awalan Muhammad. Tentu saja dengan harapan agar sang anak dapat menjadi orang yang saleh dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Sumber : Inilah.com