Mataram,Sinarntb.com - Melihat fenomena yang terjadi pada kader HMI sekarang ditemukan bahwa banyak sekali Kader HMI yang muatan pikirannya tidak berlandaskan keislaman atau Khittah Perjuangan itu sendiri bahkan banyak saya temukan mereka memiliki corak berpikir yang lebih cenderung menganut pemikiran filsuf-filsuf barat.
Sebut saja misalnya, seperti Max Weber, Jhon Luck, Thomas Hobes, Karl Marx dan lain sebagainya. Padahal Kader HMI sesungguhnya harus dan wajib memeiliki corak berfikir keislaman atau sesuai dengan turunan dari Khittah Perjuangan sehingga kualitas berpikir dan kualitas bertindak mereka tidak seluruhnya mengikuti pemikiran filsuf barat melainkan paradigm berpikir mereka berpedoman pada Khittah Perjuangan sebagai the source of science HMI.
Tidak salah sebenarnya, hanya saja sedikit keliru dalam mememahami identitas pemikiran kader sebab identitas pemikiran kader HMI adalah identitas khittah dan tidak ada tawar menawar. Adapun pandangan atau pemikiran filsuf barat dapat dijadikan sebagai khazanah keilmuan para kader bukan menjadi basic of science dan yang harus menjadi basic of science adalah Khittah Perjuangan.
Sebagaimana firman Allah SWT bahwa : "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S An-Nur Ayat 35).
Dari keterangan tersebut, Allah memberikan cahaya kepada langit dan bumi adalah Allah SWT mencurahkan ilmu pada manusia dan seluruh makhluk-Nya yang ada di alam semesta. Dengan dalil tersebut bahwa khittah sudah benar dijadikan sebagai source of science karena seluruh muatan khittah mulai dari keyakinan muslim, wawasan ilmu, wawasan sosial, kepemimpinan, etos perjuangan, hingga hari kemudian mengandung isi Al-Qur’an yang terjaga kemurniannya.
Pendekatan ayatnya yang lain, telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al Hijr (15) ayat 9, Allah berfirman, ''Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang menjaganya.'' Sebagaimana telah dijelaskan dalam buku karangan Syamsul Rijal Hamid dalam Buku Pintar Ayat-Ayat Al-Qur’an menyebutkan bahwa Al-Qur’an akan selalu terjaga sepanjang zaman.
Karena itu, Korps Pengader HMI harus memastikan bahwa proses perkaderan di HMI harus benar-benar sesuai dengan pedoman perkaderan di HMI mulai dari perkaderan di LK I dan ftollow Up materi setelahnya harus memastikan pengadernya memiliki kapasitas pengetahuan yang mempuni tentang Khittah dan bukan sekedar memiliki label SC. Sehingga output dari perkaderan HMI tertanam paradigma dan konsteruksi berfikir khittah yang dalam dan universal. Sehingga memahami dengan benar esensi dan eksistensinya sebagai kader HMI.
Mengenai tantangan tersebut, dapat menggunakan dua metode. Pertama, bisa dengan menambah waktu perkaderan atau menambah waktu pemaparan materi khittah perjuangan agar setiap kader yang baru saja selesai melakukan perkaderan akan lebih berpotensi memahami khittah secara menyeluruh.
Kedua, menyediakan buku saku khittah perjuangan serta wadah diskusi agar pemahaman kader tentang khittah bertambah dan wadah diskusi bisa menjadi tempat evaluasi sejauh mana kader membaca kembali buku yang diberikan.
Kedua alternatif tersebut, dapat dilakukan oleh pengurus cabang atau komisariat itu sendiri. Sehingga, dengan itu kader HMI akan lebih bisa memahami keseluruhan Khittah Perjuangan dan tujuan HMI dalam membentuk kader menjadi insan ulil albab sebagai cita perkaderan di HMI.(*)
Penulis : Nanang Sofian Putra
*(Sekretaris Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI Cabang Mataram)
**Tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis, dan bukan dari tanggung jawab dari tim redaksi media SinarNTB.com