Mataram, SinarNTB.Com - Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD-II KNPI) Nusa Tenggara Barat, Gelar Dialog Publik dengan mengangkat tema Industrialisasi untuk NTB Gemilang pada Kamis, 18 Mei 2023.
Hadir dalam dialog tersebut Zulkieflimansyah, Gubernur NTB, Dr. Iwan Harsono, Pakar Ekonomi, Nasrin H Muhtar, Owner Tri Utami Jaya, Lalu Pahrurrozi, Ketua DPW Partai Gelora NTB, Nuryanti, Kepala dinas perindustrian NTB, dan Aziz Muslim, Sekjen KNPI NTB.
Dalam sambutannya Aziz Muslim menyampaikan bahwa pemuda harus ikut serta mendorong cita-cita besar pemprov NTB di bidang industri.
"Kita sebagai pemuda penting dan harus mendukung langkah Pemprov untuk mendorong perekonomian NTB di bidang industri. Pemuda saat ini penting juga untuk mendiskusikan ide dan gagasan guna mengambil peran dalam industrialisasi saat ini". Ungkapnya.
Iya menambahkan, di era digital saat ini menjadi peluang besar bagi seluruh pemuda untuk terlibat di dalam industrialisasi, terlebih Pemprov NTB mungkin yang pertama menggagas ide tentang industrialisasi daerah di Indonesia.
Zulkieflimansyah, selaku Gubernur NTB memaparkan bahwa NTB adalah salah satu dari tujuh provinsi yang pertumbuhan ekonominya tertinggi di Indonesia. "Guna mempertahankan statistik tersebut perlu pendekatan yang tidak hanya berbicara proporsi dalam sektor industri saja tetapi juga perlu pendekatan yang terstruktur dengan baik dari pemerintah". Ungkapnya.
Selain itu bang Zul panggilan akrab Gubernur NTB ini menyingung salah satu keberhasilan NTB di dunia industrialisasi dalam pemanfaatan kelor yang diolah menjadi berbagai macam varian, salah satunya produksi teh kelor kidom sebagai contoh kasus indrustrialisasi model eropa yang disebut revolusioning economic.
"Jadi saya bersemangat untuk mengumpulkan doktor yang berani challenge di bidang ini, agar lebih banyak lagi orang melakukan revolusi ekonomi di bidang industri secamam ini". Pungkasnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi dialog atau diskusi publik, narasumber pertama dari Nasrin H Muhtar, Owner PT. Tri Utami Jaya yang bergerak di bidang industri teh kelor,
memaparkan bahwa kita harus bisa memanfaatkan sumber daya alam dan meningkatkan sumberdaya manusia dalam dunia industrialisasi.
"Inilah yang disebut sebagai industrialisasi, yaitu bagaimana kita mampu memanfaatkan barang atau sumber daya alam yang ada di sekitar kita kemudian ditopang dengan sumber daya manusia yang baik. Maka akan menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi". Paparnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan oleh namarumber Ke-2 yaitu Dr. Iwan Harsono yang sangat bangga dengan sosok Gubernur NTB dengan memulai program industrialisasi.
"Pak Gubernur NTB LUAR BIASA. Memulai Program Industrialisa", Katanya.
Selain itu industrialisasi sebagai lokomotif untuk menambah nilai ekonomi agar lebih melejit lagi, sehingga terciptanya revolusi economic yang masif di NTB.
"industrialisasi adalah hal yang harus dilakukan, untuk memberikan nilai tambah ekonomi". Ungkapnya.
Beralih ke narasumber selanjutnya yaitu Lalu fahrurrozi, KETUA DPW GELORA NTB, memandang industrialisasi di NTB Masih kurang maksimal karena angka kemiskinan dimasih belum berkurang.
"Di statistik ada 14% orang di NTB masih susah makan, kalau angka kemiskinan tidak berkurang, maka industri atau program yang dilakukan oleh pemerintah belum maksimal", Ungkapnya.
Narasumber terkahir yaitu Ibu Nuryanti, Kepala Dinas Perindustrian, menyampaikan bahwa yang paling penting dalam industrialisasi adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusianya.
"Dalam upaya Industrialisasi Hal yang paling penting adalah bagaimana kita meningkatkan sumbernya manusia kita yang ada di NTB. Karena saat ini NTB dari sektor ekonomi sampai saat ini kita masih berada dalam kondisi stabil atau ekuilibrium, berada dalam keseimbangan". Ungkapnya.
Ia juga menambahkan, setelah sumberdaya manusianya bagus, selanjutnya pemerintah memainkan peran merumuskan regulasi yang tepat untuk program industrialisasi dapat terealisasi dengan baik dan tepat sasaran.
"Fungsi pemerintah bukan sebagai pelaku usaha. Tetapi sebagai pembuat regulasi atau iklim". Pungkasnya.
Penulis: Nanang Sofyan Putra
Editor: Ahmadiansyah