Mataram, SinarNTB.com - Pada Rabu, 30 Agustus 2023, Yayasan Bale Agung Ajar Wali gelar pentas seni dan wayang kulit dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-78.
Pentas seni ini dihadiri oleh sang maestro H. Lalu Nasip A.R sebagai dalang kondang. Kegiatan ini dikuratori oleh Ketua Yayasan Bale Agung Ajar Wali, Sunardi Kasim, M.Sn dengan tema “Pelestarian Seni Budaya untuk meningkatkan Patriotisme Generasi Muda”.
Menurut Sunardi, pentas seni ini merupakan upaya untuk meningkatkan semangat generasi muda dalam melestarikan seni dan budaya sasak. Di samping itu juga, pada momentum kemerdekaan ini dapat sekaligus memantik minat dan bakat generasi muda dalam berseni.
Dalam kegiatan ini, juga dihadiri oleh beberapa stakeholders pengembangan seni dan budaya seperti para akademisi yang berasal dari Universitas Pendidikan Mandalika, Universitas Bumi Gora, UIN Mataram dan Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram.
Kemudian kegiatan pentas ini juga dihadiri langsung oleh Lalu Abdurahim atau yang dikenal sebagai Mamiq Ahim selaku Kepala Bagian Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Ia juga datang sebagai ketua PEPADI (Persatuan Dalang Indonesia) NTB.
Menurutnya, pentas seni Teater dan Wayang yang dimeriahkan juga oleh 5 kelompok seni binaan Yayasan Bale Agung Ajar Wali dari siswa SD di Lombok Tengah ini juga perlu dilakukan setiap tahun sebagai upaya membangkitkan semangat juang dalam pelestarian Budaya.
"Bale Agung Ajar Wali harus tetap menjadi pelopor dalam membina generasi muda dan masyarakat secara umum untuk pelestrian seni dan budaya Lombok", ungkapnya.
Menyambung Mamiq Ahim, Bapak Ajuar Abdullah, M.Sc sebagai praktisi dan pemerhati budaya mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan minat generasi muda harus dikembangkan dalam dua sisi yaitu Pelestarian Budaya dan Pemanfaatan Budaya.
"Pelestarian seni dan budaya ini dapat dilakukan melalui Pendidikan formal dan non formal seperti sekolah, universitas, museum, pusat seni, dan lembaga budaya yang selalu memberikan edukasi seni dan budaya kepada masyarakat", ungkapnya.
Ia melanjutkan bahwa pengembangan kebijakan pemerintah juga perlu ditingkatkan termasuk pada pembentukan undang-undang ataupun regulasi untuk mendorong pelestarian budaya, dukungan financial kepada kelompok, lembaga maupun individu yang terlibat dalam pelestarian budaya seperti salah satu contoh Lembaga yang konsen dalam pelestarian seni dan budaya adalah Yayasan Bale Agung Ajar Wali.
Pada sisi lain, pemanfaatan seni dan budaya bisa dimanfaatkan sebagai atraksi wisata dan ekonomi kreatif. Pemanfaatan seni dan budaya juga bisa dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat dengan menggunakan seni dan budaya sebagai ajang festival seni dan budaya, pameran, dan tempat atraksi wisata untuk wisatawan.
"Pembuatan souvernir dari hasil karya seni dan budaya yang dimiliki oleh masyaraka juga akan berdampak secara langsung terhadap pendapatan ekonomi masyarakat", tutupnya.
Kegiatan pentas seni teater dan wayang sasak ini bisa terselenggara karena ada peran bantuan dari berbagai pihak termasuk peran pemerintah pusat.
Sunardy Kasim, M.Sn menyampaikan bahwa dukungan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program Dana Indonesian memberikan peran penting terhadap suksesnya acara pentas seni dan budaya ini.
"Di samping itu, dukungan pemerintah daerah, dan masyarakat juga memberikan motivasi yang sangat besar sehigga Yayasan Bale Agung Ajar Wali dapat melakukan kegiatan-kegiatan seni dan budaya secara terus menurus dan berkelanjutan", tambanya.
Sebagai Ketua Lembaga Yayasan Bale Agung Ajar Wali, ia mengajak kepada semua pihak untuk terus bisa berkolaborasi, berkerja sama dan saling bantu untuk melestarikan seni dan budaya masyarakat sasak yang berkarakter dan menjadi identitas yang akan terus diwariskan pada generasi mendatang.
Penulis: Ahmad al-Faruq
Editor: Ahmadiansyah
