Dompu, SinarNTB.com - Peredaran narkoba jenis sabu di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, semakin hari semakin merajalela. Fenomena ini tidak mengenal usia, karena narkoba tersebut dijual mulai dari anak di bawah umur hingga orang tua. Dampak buruk yang ditimbulkan sangat besar, dengan banyaknya tindakan kriminal seperti pencurian dan perampokan yang dilakukan oleh para pecandu narkoba.
Maraknya peredaran narkoba ini mengindikasikan adanya sisi gelap dari Aparat Penegak Hukum Kepolisian Resor Dompu, yang dinilai gagal dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah hukumnya. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk dari Andriansyah S.H, seorang pemuda anti narkoba asal Kecamatan Pekat. Ia terus mendesak Kepala Kepolisian Resor Dompu melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, untuk bertindak tegas, namun hingga kini belum ada tanggapan serius dari Polres Dompu.
Melalui media ini, Andriansyah S.H meminta dan mendesak Ditnarkoba Polda NTB serta Badan Narkotika Provinsi NTB untuk segera turun tangan di Kabupaten Dompu, Kecamatan Pekat. Ia menuntut agar dilakukan penangkapan terhadap bandar-bandar narkoba yang sudah diketahui identitasnya, yaitu berinisial (Y), (D), dan (R), yang merupakan gembong narkoba terbesar di wilayah tersebut.
Andriansyah juga meminta kepada Ditnarkoba Polda NTB dan Kapolda NTB untuk menetapkan inisial (F) sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO), karena (F) kabur saat penggeledahan dan penangkapan sebelumnya. Ia juga mendesak agar seluruh aset kekayaan yang dimiliki oleh (F) diaudit, karena diduga kuat berasal dari hasil penjualan narkoba jenis sabu.
Situasi ini menunjukkan betapa mendesaknya tindakan tegas dari aparat penegak hukum untuk mengatasi peredaran narkoba yang semakin mengkhawatirkan di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Masyarakat berharap agar pihak berwenang segera mengambil langkah konkret untuk mengakhiri peredaran narkoba dan mengembalikan keamanan serta ketertiban di wilayah tersebut.
Penulis: Al Faruq
Editor: Ahmad Al Faruq
